Senin, 05 Desember 2011

Pendataan KUBE Wil. Curup



Alhamdulillah Paguyuban Pasundan Cab. Kab. Rejang Lebong mendapat amanah dari Dinas Sosial Provinsi Bengkulu untuk melakukan pendataan masyarakat di wilayah Curup dan sekitarnya yang tergabung didalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE). 

Insya Allah amanah ini akan ditunaikan dengan sebaik-baiknya dan tepat sasaran demi kepentingan masyarakat sekitar guna mewujudkan cita-cita pemerintah memberdayakan ekonomi rakyat. 

Mohon do'a restunya, program ini bagian dari program bidang ekonomi Paguyuban Pasundan Rejang Lebong dan akan diikuti oleh program-program pemberdayaan ekonomi rakyat lainnya. 


READ MORE - Pendataan KUBE Wil. Curup

Kelompok Usaha Bersama (KUBE)



PENGERTIAN KUBE 



Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah suatu kelompok yang dibentuk oleh warga / keluarga-keluarga binaan sosial yang terdiri dari orang-orang/keluarga-keluarga kurang mampu (prasejahtera) yang menerima pelayanan sosial melalui kegiatan Program Pemberdayaan Fakir Miskin. 


SASARAN 


Penerima bantuan stimulant pemberdayaan adalah para Keluarga Binaan Sosial (KBS) yang tergabung dalam KUBE, namun kondisi usaha ekonomi produktifnya mengalami hambatan atau kegagalan dan memerlukan bantuan tambahan modal usaha. 


MEKANISME KEGIATAN KUBE 
Unsur Pokok KUBE 


KUBE terdiri atas 10 orang (KK) fakir miskin yang telah terpilih melalui seleksi sebagai Keluarga Binaan Sosial (KBS), adanya kemauan anggota KUBE untuk bekerja secara kelompok dan adanya kesamaan minat dari anggota untuk melaksanakan suatu jenis usaha ( UEP / UKS ) melalui kegiatan kelompok.


Proses Pembentukan Kelompok 


Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dibentuk berdasarkan musyawarah bersama antar anggota ( hasil seleksi ) KBS Program Pemberdayaan Fakir Miskin. Penentuan jenis kegiatan usaha kelompok dilaksanakan oleh anggota kelompok sesuai dengan potensi alam yang ada. Terhadap kelompok yang telah terbentuk diberikan latihan ketrampilan sesuai dengan jenis usaha yang akan dilaksanakan. Pemberian bantuan sarana dan prasarana. Penentuan 10 KBS tersebut sebagai anggota Kelompok Usaha Bersama ( KUBE ). 
READ MORE - Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

Minggu, 13 November 2011

Ucapan Terima Kasih


Ketua, Pengurus dan Anggota Paguyuban Pasundan Cabang Rejang Lebong mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Diah Nurwiyanti Agusrin, SH. MH dan Kepala-Kepala Dinas Propinsi Bengkulu yang berkenan hadir pada acara Silaturahmi di Sekretariat Paguyuban Pasundan Cabang Rejang Lebong di Kelurahan Talang Benih, Kec, Curup, Kab, Rejang Lebong.
Pada acara tersebut Ibu Diah beserta Kepala Dinas mendengarkan aspirasi perwakilan warga dari 5 kecamatan di Kab. Rejang Lebong yang hadir langsung dan menyampaikan aspirasi terkait dengan permasalahan ekonomi kerakyatan dan kegiatan sosial yang sedang dan akan dilaksanakan di Kab. Rejang Lebong.
Berikut adalah foto-foto dokumentasi kegiatan "Anjangsono Ibu Hj. Diah Nurwiyanti Sareng Rombongan di Paguyuban Pasundan RL, Minggu 13 November 2011".

Persiapan Acara
 

Ibu Diah dan Rombongan Tiba
 

Ketua Pasundan RL
Ketua Pangaping Pasundan RL












Ibu Diah Agusrin
Ibu Diah Tanya Jwb dgn Warga










Tanya-Jawab dgn Masyarakat
 

suasana session tanya jawab
Ibu Diah & Ibu2 Pasundan 










Pengurus Pasundan RL berdiskusi dgn Ibu Diah
 

Sebelum pulang, Ibu Diah berkesempatan foto bersama 
dengan pengurus Pasundan
 


READ MORE - Ucapan Terima Kasih

Kamis, 10 November 2011

Undangan Acara Silaturahmi Untuk Anggota

                                                                                                     Curup, 10 November 2011
Nomor                  : 010/PC/PSD-RL/XI/2011
Lampiran             : -
Perihal                  : Undangan Silaturahmi Ibu Hj.Diah Nurwiyanti Agusrin,SH.MH
                              Ke Sekretariat Paguyuban Pasundan Cabang Rejang Lebong
                                 
Kepada Yth;

Bapak/Ibu/Sdr/I Pengurus/Anggota Paguyuban Pasundan RL
di ,-
T e m p a t

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.

Dengan hormat,

Teriring salam semoga kita selalu dalam keadaan sehat wal’afiat, sehingga dapat 
menjalankan aktifitas sebagaimana biasanya.

Sehubungan dengan adanya rencana silaturahmi Ibu Hj. Diah Nurwiyanti Agusrin, SH. MH 
ke Sekretariat Paguyuban Pasundan Cabang Rejang Lebong.

Maka bersama ini kami mengundang kepada seluruh pengurus dan anggota Paguyuban 
Pasundan Cabang Rejang Lebong untuk dapat menghadiri acara tersebut yang insyaallah 
akan dilaksanakan pada :

                Hari                       : Minggu
                Tanggal                 : 13 November 2011
                Waktu                   : Jam 13.30 WIB s.d selesai
                Tempat                 :  Sekretariat Paguyuban Pasundan Cabang Rejang Lebong
                                                 Jl. D.I. Panjaitan No.121, Talang Benih, Curup
                                                 Kab. Rejang Lebong     
                Acara                     : Silaturahmi dengan Ibu Hj. Diah Nurwiyanti Agusrin, SH.MH


Demikian undangan ini disampaikan, atas segala perhatian dan kehadirannya. Kami 
haturkan banyak terima kasih.
Hormat Kami,
PENGURUS CABANG
PAGUYUBAN PASUNDAN
 KABUPATEN REJANG LEBONG

ttd;

                                                    Ketua                           Sekretaris


                                          Ir. M. Rochman, MH      M. Barqi Dahlan, S.Sos 





READ MORE - Undangan Acara Silaturahmi Untuk Anggota

Senin, 17 Oktober 2011

Sejarah Suku Sunda


SEJARAH

Sunda sebagai nama kerajaan kiranya baru muncul pada abad ke- 8 sebagai lanjutan atau penerus kerajaan Tarumanegara. Pusat kerajaannya berada disekitar Bogor, sekarang. Sejarah Sunda mengalami babak baru karena arah pesisir utara di Jayakarta (Batavia) masuk kekuasaan kompeni Belanda sejak (1610­) dan dari arah pedalaman sebelah timur masuk kekuasaan Mataram (sejak 1625).
Menurut RW. Van Bemelan pada tahun 1949, Sunda adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menamai dataran bagian barat laut wilayah India timur, sedangkan dataran bagian tenggara dinamai Sahul. Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indeonesia. Yaitu berasal dan bertempat tinggal di Jawa Barat. Daerah yang juga sering disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.

DESKRIPSI LOKASI

Secara cultural daerah Pasundan di daerah timur dibatasi oleh sungai-sungai Cilosari dan Citanduy, yang merupakan perbatassan bahasa. Wilayah ini sendiri memiliki luas 55.390 km² serta terdiri atas 20 kabupaten. Tanah Pasundan ini dikenal karena iklimnya yang sejuk dan keindahan panoramanya. Berada di daerah dataran tinggi dengan curah hujan tinggi sehingga kesuburan tanahnya tidak diragukan lagi. Pada tahu 1998, suku Sunda berjumlah kurang lebih 33 juta jiwa, kebanyakan dari mereka hidup di Jawa Barat. Nama mereka sering dianggap sebagai orang Sundan di Afrika dan salah dieja dalam ensiklopedia. Beberapa koreksi ejaan dalam komputer juga mengubahnya menjadi Sudanese.

UNSUR-UNSUR BUDAYA
BAHASA

Bahasa Sunda juga mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu unda-usuk bahasa untuk membedakan golongan usia dan status sosial antara lain yaitu :

1. Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang yang dituakan atau disegani.

2. Bahasa Sunda sedang yaitu digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya.

3. Bahasa Sunda kasar yaitu digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.

Namun demikian, di Serang, dan Cilegon, bahasa Banyumasan (bahasa Jawa tingkatan kasar) digunakan oleh etnik pendatang dari Jawa.

2. RELIGI

Sebagain besar masyarakat suku Sunda menganut agama Islam, namun ada pula yang beragama kristen, Hindu, Budha, dll. Mereka itu tergolong pemeluk agama yang taat, karena bagi mereka kewajiban beribadah adalah prioritas utama. Contohnya dalam menjalankan ibadah puasa, sholat lima waktu, serta berhaji bagi yang mampu. Mereka juga masih mempercayai adanya kekuatan gaib. Terdapat juga adanya upacara-upacara yang berhubungan dengan salah satu fase dalam lingkaran hidup, mendirikan rumah, menanam padi, dan lain-lainnya.

3. TEKNOLOGI

Hasil-hasil teknologi terkini sangat mudah didapatkan seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang dasa jaman dulu masih menggunakan alat-alat tradisional, kini sekarang telah berubah menggunakan alat-alat modern, seperti traktor dan mesin penggiling padi. Disamping itu juga sudah terdapat alat-alat telekomunikasi dan barang elektronik modern.

4. MATA PENCAHARIAN

Mata pencaharian pokok masyarakat Sunda adalah

1. Bidang perkebunan, seperti tumbuhan teh, kelapa sawit, karet, dan kina.

2. Bidang pertanian, seperti padi, palawija, dan sayur-sayuran.

3. Bidang perikanan, seperti tambak udang, dan perikanan ikan payau.

Selain bertani, berkebun dan mengelola perikanan, ada juga yang bermata pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak.

5. ORGANISASI SOSIAL

Sistem kekerabatan yang digunakan adalah sistem kekerabatan parental atau bilateral, yaitu mengikuti garis keturunan kedua belh phak orang tua. Pada saat menikah, orang Sunda tidak ada keharusan menikah dengan keturunan tertentu asal tidak melanggar ketentuan agama. Setelah menikah, pengantin baru bisa tinggal ditempat kediaman istri atau suami, tetapi pada umumnya mereka memilih tinggal ditempat baru atau neolokal. Dilihat dari sudut ego, orang Sunda mengenal istilh tujuh generasi keatas dan tujuh generasi ke bawah, antara lain yaitu :

Tujuh generasi keatas :
Kolot
Embah
Buyut
Bao
Janggawareng
Udeg-udeg
Gantung siwur

Tujuh generasi kebawah :
Anak
Incu
Buyut
Bao
Janggawareng
Udeg-udeg
Gantung siwur

6. SISTEM PENGETAHUAN
Fasilitas yang cukup memadai dalam bidang pengetahuan maupun informasi memudahkan masyarakat dalam memilih institusi pendidikan yang akan mereka masuki dalam berbagai jenjang. Seperti pada permulaan masa kemerdekaa di Jawa Barat terdapat 358.000 murid sekolah dasar, kemudian pada tahun 1965 bertambah menjadi 2.306.164 murid sekolah dasar. Jadi berarti mengalami kenaikan sebanyak 544%. Pada saat ini pada era ke- 20 disetiap ibukota kabupaten telah tersedia universitas-universitas, fakultas-fakultas, dan cabang-cabang universitas.

7. KESENIAN
Masyarakat Sunda begitu gemar akan kesenian, sehingga banyak terdapat berbagai jenis kesenian, diantaranya seperti :
1. Seni tari : tari topeng, tari merak, tari sisingaan dan tari jaipong.

2. Seni suara dan musik :

Ø Degung (semacam orkestra) : menggunakan gendang, gong, saron, kecapi, dll.

Ø Salah satu lagu daerah Sunda antara lain yaitu Bubuy bulan, Es lilin, Manuk dadali, Tokecang dan Warung pojok.

3. Wayang golek

4. Senjata tradisional yaitu kujang




eko-oke.com
READ MORE - Sejarah Suku Sunda